Mengakar Kuat, Menjulang Tinggi.
Demikian bunyi semboyan yang dimiliki salah satu kampus besar di negeri ini. Saat pertama kali mendengar semboyan ini, benak saya langsung teringat pada ayat Al-Qur’an yang sangat masyhur, yaitu Surat Ibrahim ayat 24:
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ
“Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (ṭayyibah)? Seperti pohon yang baik, akarnya kuat, cabangnya (menjulang) ke langit.”
Saya tidak tahu apakah semboyan tersebut terinspirasi dari ayat di atas, tetapi ayat di atas adalah salah satu ayat yang ternyata punya makna mendalam soal keimanan, keyakinan, dan metode pendidikan yang tepat untuk mengajarkan keduanya. Seperti apa maknanya?
Yang pertama, Imam Sanusi dalam Syarh Aqidah Wustho memaparkan bahwa yang dimaksud sebagai kalimat baik (thayyibah) pada ayat di atas tak lain adalah kalimat Laa ilaha illallah, tiada Entitas Yang Layak Disembah kecuali Allah, dan kalimat Muhammad Rasulullah, Muhammad adalah Utusan Allah. Mengapa dua kalimat ini diilustrasikan seperti pohon yang baik? Karena keyakinan yang baik terhadap keduanya di dalam hati layaknya akar yang menghunjam kuat. Tapi, iman di sini bukan sekedar kepercayaan yang abstrak saja. Iman yang baik juga akan berbuah amal-amal perbuatan (a’mal) dan keadaan (ahwal) yang baik pula, layaknya cabang pohon yang menjulang tinggi ke langit.
Sebaliknya, di ayat ke-26, Allah melanjutkan ilustrasi di atas dengan memisalkan kalimat yang buruk (khabitsah) sebagai pohon yang buruk, “akar-akarnya telah dicabut dari permukaan bumi, (dan) tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.” Imam Sanusi menafsirkan kalimat buruk di sini sebagai kalimat kufur, keimanan pada selain Tuhan yang layak disembah dan penolakan terhadap Utusan Tuhan. Mengapa dimisalkan sebagai pohon yang buruk? Karena iman pada selain Allah tidak memiliki landasan rasional apa pun layaknya pohon yang akarnya tercerabut dari tanah. Kekufuran hanya muncul akibat taqlid buta kepada orang lain tanpa mau menggunakan akal kita untuk berfikir. Itu mengapa dalam Surat Al-Mu’minun ayat 117, Allah menyebut bahwa mereka yang menyeru kepada selain-Nya (man yad’u ma’a allahi ilahan akhar) tidaklah memiliki bukti apa pun (laa burhana lahu bihi)! Artinya, keimanan yang shahih sebagai antitesis dari kekufuran harus berdasarkan bukti yang kokoh dan meyakinkan layaknya akar pohon yang baik!
Yang kedua, Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali juga menukil ayat ke-24 Surat Ibrahim di atas ketika menjelaskan bagaimana menumbuhkan keimanan sedari kecil dalam Qawaid al-’Aqaid. Menurut Al-Ghazali, tahap pertama menumbuhkan keimanan adalah dengan memberi tahu pokok-pokok keimanan pada anak, meskipun tanpa bukti rasional. Tujuannya adalah untuk mengekspose anak pada fondasi keimanan layaknya menanam benih pohon yang baik. Ini yang akan menentukan kokohnya akar dari “pohon keimanan” tersebut.
Kemudian, anak bisa didorong untuk menghafalkan, memahami, kemudian meyakininya dengan kokoh. Keimanan yang sudah tertanam tadi kemudian perlu dirawat dan diperkuat. Caranya bukan melalui polemik dan perdebatan, tetapi melalui penjelasan ayat-ayat berisi argumentasi rasional langsung dari Al-Qur’an, pengajaran hikmah-himah kehidupan yang terkandung dalam hadits-hadits Nabi, pembiasaan diri dengan ibadah yang teratur dan konsisten, serta pembiasaan duduk dalam majelis bersama orang-orang shalih. Ini cukup untuk mayoritas orang. Lebih dari ini, pemaparan yang mendalam terkait aspek-aspek teologis hanya perlu diberikan ketika dibutuhkan.
Maka, keimanan memang harus ditopang oleh akar yang mengakar kuat. Tapi, layaknya benih yang telah ditanam, keimanan pun perlu dirawat, dijaga, diberi air, hingga bisa tumbuh menjadi pohon yang baik juga, yang cabangnya menjulang tinggi ke langit, siap menghadapi terpaan badai kehidupan.
Wallahu a’lam.
Ingin membaca lebih detail tentang bukti rasional di balik pokok-pokok keimanan Islam? Silahkan baca buku “Logika Keimanan”.
Jika ingin mentraktir kopi penulisnya, silahkan klik di sini.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke rekan-rekan anda: