Teks Aqidah Hafidah ditulis Imam Sanusi untuk istri dan anak-anak beliau. Semoga teks ini berguna untuk mengokohkan keimanan anak-anak kita.
العقيدة الحفيدة صغرى صغرى الصغرى
للإمام أبي عبد الله محمد بن يوسف السنوسي
Aqidah Hafidah (Cucu Perempuan) atau Sughra Sughra Sughra oleh Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf al-Sanusi
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى مَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Muhammad dan keluarganya.
قَالَ الشَّيْخُ، الفَقِيهُ الهمَام، العَلِيمُ، الأَوْحَدُ، أَبُو عَبْدِ اللهِ سِيدِي مُحَمَّد بن يُوسُف السَّنُوسِي الحَسَنِي، رَحِمَهُ اللهُ تَعَاَلأى، وَرَضِيَ عَنْهُ، آمِين.
Berkata Syekh, yang berpemahaman mendalam, yang ‘alim terkemuka, Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Yusuf al-Sanusi al-Hasani, semoga Allah merahmatinya dan meridhainya, Amin.
الحَمْدُ لِلَّهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ
Segala puji bagi Allah, dan semoga shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah.
[الصفات الواجبة في حق الله تعالى]
[Sifat yang wajib bagi Allah Ta'ala]
اِعْلَمْ أَنَّ مَوْلاَنَا جَلَّ وَعَزَّ:وَاجِبُ الوُجُودِ، وَالقِدَمِ، وَالبَقَاءِ، مُخَالِفٌ لِخَلْقِهِ، قَائِمٌ بِنَفْسِهِ، أَيْ: غَنِيٌّ عَنِ المَحَلِّ وَالمُخَصَّصِ، وَاحِدٌ فِي ذَاتِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَفْعَالِهِ. وَتَجِبُ لَهُ تَعَالَى:القُدْرَةُ، وَالإِرَادَةُ، وَالعِلْمُ، وَالحَيَاةُ، وَالسَّمْعُ، وَالبَصَرُ، وَالكَلاَمُ الَّذِي لَيْسَ بِحَرْفٍ وَلاَ صَوْتٍ، وَكَوْنُهُ تَعَالَى قَادِرًا، وَمُرِيدًا، وَعَالِمًا، وَحَيًّا، وَسَمِيعًا، وَبَصِيرًا، وَمُتَكَلِّمًا.
Ketahuilah bahwa Tuhan kita yang Maha Tinggi lagi Maha Agung: Wajib keberadaan-Nya, tidak bermula, tidak berakhir, berbeda dengan makhluk-Nya, berdiri sendiri (independen), artinya tidak memerlukan lokus untuk melekat (layaknya sifat) dan tidak ada Dzat yang mejadi penentu bagi-Nya, Esa dalam Dzat-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya. Wajib juga bagi-Nya sifat: kekuasaan, kehendak, pengetahuan, kehidupan, pendengaran, penglihatan, dan kalam yang bukan berupa huruf atau suara, serta Dia Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Maha Hidup, Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Berbicara.
[الصفات المستحيلة في حق الله تعالى]
[Sifat yang mustahil bagi Allah Ta'ala]
وَمِمَّا يَسْتَحِيلُ فِي حَقِّهِ تَعَالَى عِشْرُونَ صِفَةً، وَهِيَ أَضْدَادُ العِشْرِينَ الأُولَى، وَهِيَ: العَدَمُ، وَالحُدُوثُ، وَطُرُوُّ العَدَمِ، وَالمُمَاثَلَةُ لِلْحَوَادِثِ، وَالاِفْتِقَارُ إِلَى المَحَلِّ وَالمُخَصَّصِ، وَالشَّرِيكُ فِي الذَّاتِ وَالصِّفَأتِ وَالأَفْعَالِ.
وَكَذَلِكَ يَسْتَحِيلُ عَلَيْهِ تَعَالَى: العَجْزُ عَنْ مُمْكِنٍ مَا، وَالكَرَاهَةُ، وَالجَهْلُ وَمَا فِي مَعْنَاه مِنَ السَّهْوِ وَالغَفْلَةِ وَالذُّهُولِ، وَالمَوْتُ، وَالصَّمَمُ، وَالعَمَى، وَالبَكَمُ.
Dan di antara yang mustahil bagi-Nya adalah dua puluh sifat, yaitu lawan dari dua puluh sifat sebelumnya, yaitu: tiada, baru, sirna, serupa dengan makhluk, membutuhkan lokus (layaknya sifat) dan penentu, serta adanya sekutu dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Dan juga mustahil bagi-Nya: lemah dalam menciptakan segala sesuatu yang mungkin, keterpaksaan, kebodohan dan segala yang sejenis dengannya seperti lupa, lalai, dan bingung, serta mati, tuli, buta, dan bisu.
[الجائز في حقّ الله تعالى]
وَيَجُوزُ فِي حَقِّهِ تَعَالَى، فِعْلُ كُلِّ مُمْكِنِ، أَوْ تَرْكُهُ.
[Yang mungkin bagi Allah Ta'ala]
Mungkin bagi-Nya melakukan segala sesuatu yang mungkin atau meninggalkannya.
[بَرَاهِين الصفات الواجبة]
وَالدَّلِيلُ عَلَى وُجُودِهِ تَعَالَى: حُدُوثُ العَالَمِ.
وَلَوْ لَمْ يَكُنْ تَعَالَى قَدِيمًا، لَكَانَ حَادِثًا.
وَلَوْ لَمْ يَكُنْ بَاقِيًا، لَمْ يَكُنْ قَدِيمًا.
وَلَوْ لَمْ يَكُنْ مُخَالِفًا لِخَلْقِهِ، لَكَانَ حَادِثًا مِثْلَهُمْ.
وَلَوْ لَمْ يَكُنْ قَائِمًا بِنَفْسِهِ، لافْتَقَرَ إِلَى المَحَلِّ وَالمُخَصِّصِ. وَلَوْ احْتَاجَ إِلَى مَحَلّ، لَكَانَ صِفَةً. وَلَوْ احْتَاجَ إِلَى مُخَصِّصٍ، لَكَانَ حَادِثًا.
وَلَوْ لَمْ يَكُنْ وَاحِدًا، لَكَانَ مَقْهُورًا، وَهُوَ القَاهِرُ قَوْقَ عِبَادِهِ.
وَلَوْ لَمْ تَجِبْ لَهُ تَعَالَى القُدْرَةُ، وَالإِرَادَةُ، وَالعِلْمُ، وَالحَيَاةُ، لَمَا كَانَ شَيْءٌ مِنْ خَلْقِهِ.
وَلَوْ لَمْ يَتَّصِفْ تَعَالَى بِالسَّمْعِ وَالبَصَرِ وَالكَلاَمِ، لَكَانَ نَاقِصًا، تَعَالَى اللهُ عَنْ ذَلِكَ عُلُوًّا كَبِيرًا.
[Bukti sifat-sifat wajib]
Dalil adanya Tuhan adalah bermulanya alam semesta. Jika Tuhan tidak qadim (tak berawal), maka Ia pun bermula. Jika Ia tidak Baqa’ (tak berakhir), maka Ia pun tidak qadim. Jika Ia tidak berbeda dengan makhluk-Nya, maka Ia bermula seperti mereka. Jika Ia tidak berdiri sendiri, maka Ia membutuhkan lokus dan penentu. Jika Ia membutuhkan lokus, maka Ia adalah sifat. Jika Ia membutuhkan penentu, maka Ia pun bermula. Jika Ia tidak esa, maka Ia akan dipaksa atau dikalahkan, sedangkan Ia lah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Jika tidak wajib baginya kekuasaan, kehendak, ilmu, dan kehidupan, maka tidak akan ada ciptaan-Nya yang terwujud. Jika Ia tidak bersifat dengan pendengaran, penglihatan, dan ucapan, maka Ia disifati dengan ketidaksempurnaan. Allah Maha Tinggi dari itu semua.
[برهان الصفات الجائزة]
وَلَوْ لَمْ يَكُنْ فِعْلُ المُمْكِنَاتِ أَوْ تَرْكِهَا جَائِزًا فِي حَقِّهِ تَعَالىآ، لاَنْقَلَبَتْ الحَقَائِقُ، وَقَلْبُ الحَقَائِقِ مُسْتَحِيلٌ.
[Bukti sifat-sifat yang mungkin]
Jika melakukan atau meninggalkan segala sesuatu tidak mungkin bagi-Nya, maka ini melanggar hakikat atau hukum identitas, dan pelanggaran hukum identitas adalah mustahil.
[الصفات الواجبة في حقّ الرّسل]
وَأَمَّا الرُّسُلُ –عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ- فَيَجِبُ فِي حَقِّهِمْ:
الصِّدْقُ، والأَمَانَةُ، وَتـَبْلِيغُ مَا أَمَرَهُمْ اللهُ بِتَبْلِيغِهِ لِلْخَلْقِ.
[Sifat yang wajib bagi Utusan Tuhan/Rasul]
Dan bagi para Rasul – semoga shalawat dan salam tercurah atas mereka – wajib atas mereka: kejujuran (dalam klaim kenabian), amanah (terjaga dari dosa), dan menyampaikan apa yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada makhluk.
[الصفات المستحيلة في حقّ الرّسل]
وَيَسْتَحِيلُ فِي حَقِّهِمْ –عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ- أَضْدَادُهَا وَهِيَ: الكَذِبُ، وَالخِيَانَةُ، وَكُتْمَانُ مَا أَمَرَهُمْ اللهُ بتَبْلِيغِهِ لِلْخَلْقِ.
[Sifat yang mustahil bagi para Rasul]
Dan mustahil bagi mereka – semoga shalawat dan salam atas mereka – kebalikan sifat-sifat di atas, yaitu: kebohongan, khianat, dan menyembunyikan apa yang diperintahkan Allah untuk disampaikan kepada makhluk.
[الجائز في حقّ الرسل]
وَيَجُوزُ فِي حَقِّهِمْ –عَلَيْهِمُ الصَّلاَة وَالسَّلاَم- مَا يَجُوزُ فِي حَقِّ سَائِرِ البَشَرِ، لَكِنْ مِمَّا لاَ يُؤَدِّي إِلَى نَقْصٍ فِي مَرَاتِبِهِمْ العَلِيَّةِ، كَالمَرَضِ، وَالجُوعِ، وَالنَّوْمِ، وَالأَكْلِ، وَالشُّرْبِ، وَالَبيْعِ وَالشِّرَاءِ، وَالنِّكَاحِ، وَالطَّلاَقِ، نَحْوِ ذَلِكَ.
[Yang mungkin bagi para Rasul]
Dan mungkin bagi mereka – semoga sholawat dan salam atas mereka – apa pun yang mungkin bagi manusia lainnya, sepanjang tidak mengurangi derajat mereka yang tinggi, seperti sakit, lapar, tidur, makan, minum, jual-beli, menikah, dan cerai, dan sejenisnya.
[برهان الصفات الواجبة في حقّ الرسل]
وَالدَّلِيلُ عَلَى وُجُوبِ صِدْقِهِمْ –عَلَيْهِمْ الصَّلاَةً وَالسَّلاَمُ-: المُعْجِزَاتُ.
وَلَوْ لَمْ يَكُونُوا أُمَنَاءُ، لَكَانُوا خَائِنِينَ.وَلَوْ لَمْ يُبَلِّغُوا، لَكَانُوا كَاتِمِينَ. وَذَلِكَ مُحَالٌ.
[Bukti sifat-sifat wajib bagi para Rasul**]
Bukti wajibnya kejujuran mereka (dalam klaim kenabian) – semoga shalawat dan salam atas mereka – adalah mu’jizat. Jika mereka tidak amanah (suci dari dosa), maka mereka khianat. Jika mereka tidak menyampaikan, maka mereka adalah penyembunyi. Dan ini semua mustahil.
[برهان الصفات الجائزة في حقّ الرسل]
وَدَلِيلُ جَوَازِ الأَعْرَاضِ البَشَرِيَّةِ -عَلَيْهِمْ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ- فَمُشَاهَدَةً وُقُوعِهَا بِهِمْ لِأَهْلِ زَمَانِهِمْ، وَنُقِلَتْ إِلَيْنَا بِالتَّوَاتـُرِ وَاَلأخْبَارِ، نَقْلَ خَلَفٍ عَنْ سَلَفٍ، إِلَى هَلُمَّ جَرَّا.
[Bukti sifat-sifat yang mungkin bagi para Rasul]
Bukti mungkinnya sifat-sifat manusiawi pada mereka – semoga shalawat dan salam atas mereka – adalah karena terjadinya hal-hal tersebut yang disaksikan orang-orang sezaman mereka, dan hal itu diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir (transmisi masal) dan melalui testimoni yang terpercaya, dari generasi ke generasi.
وَبِاللهِ تَعَالَى التَّوْفِيقُ، لاَ رَبَّ غَيْرُهُ، وَلاَ مَعْبُودَ بِالحَقِّ سِوَاه.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَأ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصُحْبِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا
كَمُلَتْ العَقِيدَةُ، بِحَمْدِ اللهِ تَعَالَى.
Dengan izin Allah Ta'ala, tiada Tuhan selain-Nya, dan tiada yang berhak disembah selain-Nya.
Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada junjungan kita dan pemimpin kita, Muhammad, dan kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya, dan semoga Ia menganugerahkan keselamatan.
Aqidah ini telah sempurna dengan puji syukur kepada Allah Ta'ala.
Ingin membaca lebih detail tentang bukti rasional di balik pokok-pokok keimanan Islam? Silahkan baca buku “Logika Keimanan”.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan ke rekan-rekan anda: